10 Bingkisan Mutiara Indah Dari 4 Khalifah Generasi Awal Islam (Khulafaur Rasyidin)
Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq radliyallahu ‘anh mengatakan, “tiada
seorang hamba yang dianugerahi 10 hal, melainkan ia akan selamat dari
berbagai bencana dan penyakit, dia sederajat dengan Muqarrabin serta
akan mendapatkan derajat Muttaqin, yaitu ;
1. Jujur yang terus-menerus disertai hati yang qana’ah,
2. Kesabaran yang sempurna disertai dengan rasa syukur yang terus-menerus,
3. Kefaqiran yang abadi yang diikuti dengan sifat zuhud,
4. Berfikir yang terus-menerus disertai dengan perut yang lapar,
5. Keprihatinan yang abadi disertai dengan rasa takut yang terus-menerus,
6. Kerja keras yang terus-menerus disertai dengan sikap rendah diri,
7. Keramahan yang terus-menerus disertai dengan kasih sayang,
8. Cinta yang terus-menerus disertai dengan rasa malu,
9. Ilmu yang bermanfaat diikuti dengan pengamalan yang terus-menerus,
10. Iman yang langgeng yang disertai dengan akal yang kuat.”
Sayyidina Umar bin Khaththab radliyallahu ‘anh berkata, “10 hal belum
menjadi baik tanpa dibarengi dengan 10 hal lainnya, yaitu ;
1. Akal belum baik tanpa dibarengi dengan sikap wira’i,
2. Amal (perbuatan) belum baik tanpa dibarengi dengan ilmu,
3. Keberuntungan belum baik tanpa dibarengi dengan takwa kepada Allah,
4. Penguasa belum baik tanpa dibarengi dengan keadilan,
5. Reputasi belum baik tanpa dibarengi dengan adab (kesopanan),
6. Kesenangan belum baik (nyaman) tanpa dibarengi dengan keamanan,
7. Kekayaan belum baik tanpa dibarengi sikap dermawan,
8. Kefaqiran belum baik hingga disertai dengan sikap qana’ah,
9. Ketinggian nasab belum baik tanpa dibarengi dengan sikap tawadhu’,
10. Perjuangan menuju kebenaran belum baik tanpa di iringi taufik Allah.”
Sayyidina Utsman bin Affan radliyallahu ‘anh berkata, “10 hal yang paling disia-siakan, yaitu ;
1. Orang alim yang tidak dapat dijadikan tempat bertanya,
2. Ilmu yang tidak diamalkan,
3. Pendapat yang benar yang tidak diterima,
4. Senjata yang tidak dipakai,
5. Masjid yang tidak digunakan shalat,
6. Mushhaf (Al-Qur’an) yang tidak dibaca,
7. Harta yang tidak di infakkan,
8. Kuda yang tidak ditunggangi,
9. Ilmu zuhud yang ada pada hati orang yang cinta dunia,
10. Umur panjang yang tidak digunakan sebagai bekal untuk bepergian (menuju akhirat).”
Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib Karramallahu wajhah berkata,
1. Ilmu adalah sebaik-baiknya warisan,
2. Etika adalah sebaik-baiknya pekerjaan,
3. Takwa adalah sebaik-baiknya bekal,
4. Ibadah adalah sebaik-baiknya perdagangan,
5. Amal shaleh adalah sebaik-baiknya penuntun (menuju surga),
6. Akhlak terpuji adalah sebaik-baiknya teman (dunia akhirat),
7. Al-Hilmu (rendah diri) adalah sebaik-baiknya penolong,
8. Qana’ah adalah sebaik-baiknya kekayaan,
9. Taufiq adalah sebaik-baiknya pertolongan,
10. Kematian adalah sebaik-baiknya pendidik menuju perangai yang terpuji.”
Dikutip dari buku “Nasihat Bagi Hamba Allah” terjemah dari kitab
"Nashaihul ‘Ibad fiy Bayaani Alfadh Munabbihatin ‘alaal-Isti’daadi
li-Yaumil Ma’ad” karangan al-‘Allamah al-Alim al-Imam asy-Syaikh Abu
Abdul Mu’thi Muhammad ibnu Umar ibnu ‘Arabiy ibnu Nawawiy asy-Syafi’i
at-Tanariyal-Bantaniy al-Jawiy (1230 H - 1314 H), lahir di kampung
Tanara, Serang Banten – Indonesia dan ketika wafat di makamkan di
pekuburan Ma’la Mekkah dekat dengan makam Ummul Mukminin Siti Khadijah,
istri Baginda Nabiyullah Muhammad al-Mushthafa Shallalhu ‘alayhi wa
sallam.
Beliau diberi gelar pertama kali oleh asy-Syaikh Ahmad
bin Muhammad Zain Al-Fathaniy sebagai “al-Imam An-Nawawiy ats-Tsaniy
(Imam Nawawi Kedua)”. al-Imam Nawawi yang pertama adalah seorang Ulama
agung Madzhab Syafi'i, ulama Hujjatul Islam yang wafat di Nawa, Damsyiq
(Damaskus), nama lengkap beliau adalah al-Imam al-Hafidz al-Hujjah
asy-Syaikhul Islam Taqiyuddin Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf bin Birri
bin Hasan bin Husaini Mukhyiddin an-Nawawi ad-Dimasyqiy asy-Syafi’i,
pengarang kitab Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim, Raudhatuth Thalibin,
Al-Adzkar, Arba'in Nawawiyah, Al-Majmu’ Syarah Muhadzab, Daqaid
Al-Minhaj, Minhajut Thalibin wa Umdatun Muftiyn, dan banyak kitab
lainnya.
al-Imam an-Nawawiy ats-Tsaniy juga dijuluki sebagai
“Sayyid ‘Ulama Hijaz (Pemuka Ulama Mekkah dan Madinah)”. Silsilah beliau
bersambung kepada Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati,
Cirebon) yaitu keturunan dari putra Maulana Hasanuddin (Sultan Banten I)
yang bernama Sunyararas (Tajul ‘Arsy). Nasabnya bersambung dengan Nabi
Muhammad melalui Imam Ja’far Ash-Shadiq, Imam Muhammad Al-Baqir, Imam
Ali Zainal Abidin, Sayyidina Husain kemudian Sayyidah Fatimah Az-Zahra.
https://www.facebook.com/pages/Anshori-Dahlan/184739408370591
Tidak ada komentar:
Posting Komentar