Adapun jimat yang berisi ayat-ayat Al-Quran, atau dzikir atau doa-doa
dan digantung di leher, maka ulama berbeda pendapat. Pendapat yang
mengharamkan jimat--walaupun berisi ayat Al-Quran-- antara lain
kalangan ulama Wahabi yang mengikuti pendapat Ibnu Arabi dalam kitab Aridhah Al-Ahwadzi.
Sedangkan mayoritas ulama (jumhur) termasuk madzhab yang empat yaitu
Maliki, Hanafi, Syafi'i dan Hanbali membolehkannya. Baik jimat itu
digantung di leher atau tidak dipakai. Sedang sebagian lagi, termasuk
Ibnu Mas'ud, memakruhkannya.
Beberapa dalil pandangan ulama sebagai berikut:
1.
Madzhab Hanafi membolehkan jimat yang digantung di leher yang berisi
ayat Quran, doa atau dzikir. Al-Matrazi Al-Hanafi dalam kitab Al-Maghrib
mengatakan:
قال
القتبي: وبعضهم يتوهم أن المعاذات هي التمائم, وليس كذلك إنما التميمة هي
الخرزة, ولا بأس بالمعاذات إذا كتب فيها القرآن أو أسماء الله عز وجل
Artinya: Al-Qutbi mengatakan bahwa ma'adzat (pengobatan) adalah tamimah
(jimat jahiliyah). Padahal bukan. Karena tamimah itu dibuat dari manik.
Ma'adzah tidak apa-apa asalkan yang ditulis di dalamnya adalah Al-Quran
atau nama-nama Allah.
2. Madzhab Maliki berpendapat boleh. Abdul Bar dalam At-Tamhid XVI/171 menyatakan:
وقد
قال مالك رحمه الله : لا بأس بتعليق الكتب التي فيها أسماء الله عز وجل
على أعناق المرضى على وجه التبرك بها إذا لم يرد معلقها بتعليقها مدافعة
العين, وهذا معناه قبل أن ينزل به شيء من العين ولو نزل به شيء من العين
جاز الرقي عند مالك وتعليق الكتب)
Artinya: Malik berkata: Boleh menggantungkan kitab yang mengandung
nama-nama Allah pada leher orang yang sakit untuk tabarruk (mendapat
berkah) asal menggantungkannya tidak dimaksudkan untuk mencegah
bala/penyakit. Ini sebelum turunnya bala/penyakit. Apabila terjadi bala,
maka boleh melakukan ruqyah dan menggantungkan tulisan di leher.
3. Madzhab Syafi'i berpendapat boleh. Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmuk Syarhul Muhadzab IX/77 menyatakan:
روى
البيهقي بإسناد صحيح عن سعيد بن المسيب أنه كان يأمر بتعليق القرآن , وقال
: لا بأس به , قال البيهقي: هذا كله راجع إلى ما قلنا: إنه إن رقى بما لا
يعرف, أو على ما كانت عليه الجاهلية من إضافة العافية إلى الرقى لم يجز وإن
رقى بكتاب الله آو بما يعرف من ذكر الله تعالى متبركا به وهو يرى نزول
الشفاء من الله تعالى لا بأس به والله تعالى أعلم
Artinya: Baihaqi meriwayatkan hadits dengan sanad yang sahih dari Said
bin Musayyab bahwa Said memerintahkan untuk menggantungkan Quran dan
mengatakan "Tidak apa-apa". Baihaqi berkata: Ini semua kembali pada apa
yang kita katakan: Bahwasanya apabila ruqyah (pengobatan) dilakukan
dengan sesuatu yang tidak diketahui atau dengan cara jahiliyah maka
tidak boleh. Apabila ruqyah dilakukan dengan memakai Al-Quran atau
dengan sesuatu yang dikenal seperti dzikir pada Allah dengan mengharap
berkahnya dzikir dan berkeyakinan bahwa penyembuhan berasal dari Allah
maka tidak apa-apa.
4. Madzhab Hanbali (madzhab fiqh-nya kalangan Wahabi) berpendapat boleh. Al-Mardawi dalam kitab Tash-hihul Furu' II/173 menyatakan:
(
قال في آداب الرعاية : ويكره تعليق التمائم ونحوها, ويباح تعليق قلادة
فيها قرآن أو ذكر غيره , نص عليه , وكذا التعاويذ , ويجوز أن يكتب القرآن
أو ذكر غيره بالعربية , ويعلق على مريض , ( وحامل ) , وفي إناء ثم يسقيان
منه ويرقى من ذلك وغيره بما ورد من قرآن وذكر ودعاء
Artinya: Dalam kitab Adabur Ri'ayah dikatakan: Hukumnya makruh
menggantungkan tamimah dan semacamnya. Dan boleh menggantungkan/memakai
kalung yang berisi ayat Quran, dzikir, dll. Begitu juga pengobatan. Juga
boleh menulis ayat Quran dan dzikir dengan bahasa Arab dan digantungkan
di leher yang sakit atau wanita hamil. Dan (boleh dengan) diletakkan di
wadah berisi air kemudian airnya diminum dan dibuat pengobatan (ruqyah)
dengan sesuatu yang berasal dari Quran, dzikir atau do'a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar