Wahabi
berkata: ''Tidak pantas bagi seseorang untuk
membela Madzhab Syafi'i dlm mslh fiqh ttpi tdk mengikutinya dlm mslh Ushul
(Aqidah)''.(Al- Intishar li Ashabil Hadits.9).
Yaa..sbuah mutiara yg tiada ternilai bagi Ahlussunnah oleh krn
keindahan rupa dan warnanya.Namun bagi Ahlul-ahwa merupakan sebuah pukulan
mematikan yg mematahkan punggung- punggung mrk! Kalau saja mengikuti Imam
Syafi'i dlm fiqh ttpi tdk mengikuti Aqidah bliau mrupakan hal yg tdk pantas(krn
seolah imam Syafi'i hnya paham fiqh dan tdk memahami Aqidah yg benar),maka
bagaimana pula halnya dgn org2 yg hanya sekedar menisbatkan diri pd bliau
tetapi menyelisihi bliau dlm fiqh maupun ushul? Aq yakin..bkn tdk pantas lg
ttpi sungguh tdk berakal!
Komentar:
Cuba jelaskan apa arti mazhab kepada saya....?? Kemudian jelaskan pula apa
bidang mazhab Syafi'e dalam bidang ilmu Islam...?? Mazhab Syafi'e dalam
lapangan keilmuan Islam adalah sebuah mazhab fiqh. anda Faham atau tidak bagaimana
letak kedudukan fiqh di banding ilmu-ilmu islam yang lainnya dalam tradisi
keilmuan Islam?
Ilmu-ilmu
agama terbagi kepada macam2 bagian. Ilmu fiqh adalah cabang dari keseluruhan
bidang ilmu agama yang ada. Mazhab Syafi'e adalah satu mazhab yang berkaitan
dengan ilmu fiqh yang melibatkan perbahasan hukum hakam syariat, dan bukan
berkaitan aqidah. JAdi, fahamilah dahulu kedudukan "mazhab Syafi'e"
dalam lapangan keilmuan Islam dalam bidang apa...
Adapun
aqidah Imam As-Syafi'e adalah aqidah Islam yang murni seperti aqidah Imam
Al-Asy'ari itu juga adalah aqidah Islam yang murni. Tetapi, Imam Al-Asy'ari
menyusun pembahasan aqidah lebih terperinci dan sistematik di banding Imam
As-Syafi'e yang tidak membahas terhadap bidang aqidah Islam secara terperinci dan
secara sustematik kerana memfokuskankan pembahasan dalam bidang fiqh. Oleh
sebab itulah, bila dalam bidang ilmu aqidah, maka para ulama' ahlus-sunnah
menisbahkan diri kepada Imam Al-Asy'ari yang memfokuskan pembahasan dalam
bidang aqidah Islam dan menjaganya daripada kesesatan orang-orang sesat dengan
hujah dari sudut naql (Al-Quran dan As-Sunnah) dan akal, sbagaimana sebagian
ulama yang menisbahkan diri kepada Imam As-Syafi'e dalam bidang fiqh.
Apapun
perkataan anda, maka benarlah perkataan Imam As-Syafi'e r.a.: "Ilmu itu
adalah kejahilan bagi orang-orang jahil". Sebab, perlu memahami pembahasan
secara menyeluruh dan dari awal. Kalau tidak, makin ia akan keliru
kita
katakan, ulama' Nusantara mengikut mazhab Al-Asy'ari dari sudut aqidah
maksudnya adalah mengikuti metodologi Imam Al-Asy'ari dalam berhujah,
pembahasan dan dalam mempertahankan aqidah Ahlus-Sunnah wal Jamaah yang tidak
didapati dari Imam As-Syafi'e secara terperinci. Berbedanya rujukan kepada para
imam yang berlainan bidang itu menunjukkan adanya pelbagai kemahiran para
ulama' dan pengkhususan mereka.
Kalau kita katakan, dari sudut hadith, kita merujuk Sahih
Al-Bukhari karena itu yang paling utama dari sudut riwayat, namun beliau hanya
melibatkan periwayatan hadith. Adapun dari sudut memahami sesuatu hadith, maka
kita jarang temui penjelasan-penjelasan hadith daripada Imam Al-Bukhari
melainkan sedikit. Oleh sebab itulah, dalam memahami hukum syariat dari
hadith-hadith yang ada di dalamnya, maka kita lebih mengikuti imam-imam fiqh
seperti Imam As-Syafi'e dan sebagainya di banding Imam Al-Bukhari. Ini bukan
bererti Imam Al-Bukhari tidak faham hukum yang benarl, tapi beliau tidak
terlibat membahas mengenainya secara terperici seperti Imam As-SYafi'e. Begitu
juga ketika merujuk kepada Imam Al-Asy'ari dalam masalah aqidah, bukan karena
Imam As-Syafi'e tidak mempunyai aqidah yang benar, tapi karena Imam Al-Asy'ari
lebih banyak membahas masalah aqidah secara terperinci dengan susunan
matodologi yang lengkap di banding Imam As-Syafi'e.
Jadi,
tak ada istilah soal membeda2kan. Tapi, ini soal pengkhususan. Dalam urusan
Sumber Manusia pun, kita faham, pengkhususan bukan berarti pemisahan. Tetapi
pemohusan kepada sesuatu bidang secara khusus dan adanya kemahiran dalam bidang
tertentu. Dalam bidang ilmu agama, ilmu itu dibagi secara pengkhususan, bukan
secara terpisah-pisah karana setiap ilmu agama ada hubungan keterkaitan dan ada
ahli khususnya.
Masalah
zaman sekarang, ada sebagian golongan manusia mencuba menisbahkan kepada Imam
As-Syafi'e suatu aqidah yang bukan aqidah Imam As-Syafi'e yang sebenarnya lalu
mendakwa Imam Al-Asy'ari tidak mengikut Imam As-Syafi'e dalam aqidah bahkan
mendakwa para ulama' bermazhab Al-Asy'ari dalam aqidah (yang mana majoritas
ulama' bermazhab As-Syafi'e adalah mazhab Al-Asy'ari dalam aqidah) tidak
mengikut aqidah Imam As-SYafi'e.
tidaklah
dari zaman ke zaman, majoriasi ulama' bermazhab Syafi'e dalam fiqh yang
bermazhab Asy'ari dalam aqidah tidak sadar kalau aqidah Al-Asy'ari bertentangan
dengan aqidah Imam As-Syafi'e. Ini tidak tepat. Kesimpulan seperti ini hanya
dilakukan oleh orang-orang jahil zaman ini yang tidak faham sejarah tradisi
ilmu diwarisi dari zaman ke zaman oleh para ulama'.
Kalau mau jujur mengkaji ,maka kita akan tau bahwa puncak kerusakan
agama Kristin adalah karena mereka merujuk PAUL (SAUL) yang tidak mengambil
femahaman "Bible" yang sebenarnya dari para ulama' (ahli ilmu) dari
kalangan pengikut Nabi Isa a.s. (the disciples). yaitu, dia pandai mentafsir
perkataan Nabi Isa dengan femahaman sendiri. Akhirnya, dia sesat lalu
menyesatkan orang lain. Sejarah kerusakan dan kepincangan agama Kristin
berpuncak dari "tafsiran sendiri" terhadap nas agama mereka lalu
menambah perkataan2 lain sehingga bercampur antara perkataaan Nabi dan
perkataan tafsiran Paul dan sebagainya.
itulah bahaya dan kepincangan golongan yang belajar ilmu-ilmu agama
dengan buku tanpa sanad keilmuan yang jelas. Para ulama' Al-Asya'irah mengambil
ilmu-ilmu agama daripada para ulama' sebelum mereka dan sanad keilmuan mereka
bersambung kepada para ulama' Salaf secara jelas dalam kitab-kitab thabaqat dan
faharis mereka. Hanyasaja dewasa ini, golongan jahil muncul mendakwa
menyebarkan ilmu padahal mereka tidak lain hanyalah menyebarkan kejahilan
generasi sebelum mereka yang terputus sanad keilmuannya daripada para ulama'
salaf, namun masih mengaku mengikut salaf.
Di
sisi penilaian para ulama' muktabar, ukuran keilmuan yang terputus ini adalah
ukuran yang sangat lemah dalam penilaian ilmiah. Kita juga mempunyai karangan
para ulama' muktabar dalam menjelaskan kedudukan aqidah Imam As-Syafi'e r.a..
Majoritas ulama' Syafi'iyyah berpegang dengan manhaj Al-Asy'ari dalam aqidah
menunjukkan mereka yang memahami fiqh Imam As-Syafi'e juga menilai aqidah Imam
Al-Asy'ari adalah sama dengan Imam As-Syafi'e, secara terperinci, lalu mereka
memperjuangkan manhaj Al-Asy'ari tersebut.
Bisa
di simak dalam kitab-kitab ulama' muktabar seperti Al-Asma' wa As-Sifat dan
Manaqib As-Syafi'e oleh Imam Al-Baihaqi, Tabyiin Kazb Al-Muftari oleh Al-Hafiz
Imam Ibn Asakir, Tabaqat Syafiiyyah oleh Imam As-Subki dan sebagainya. Para
ulama' Syafi'iyyah sudah semestinya lebih memahami aqidah Imam As-Syafi'e
sebagaimana mereka memahami fiqh Imam As-Syafi'e. Hanya mereka [wahabi] saja
yang tidak faham hakikat ini,tetapi sudah berani menipu orang-orang awam ,ini
sebagaimana diisyaratkan oleh Imam Ibn Al-Jauzi dalam muqoddimah Daf Syubah
At-Tasybih.
Institusi
ulama islam' tidak sama dengan pendetai2 Kristin. karena, pendetai2 Kristin
sudah terputus sanad ilmu dan femahaman daripada Nabi Isa a.s., sedangkan para
ulama' Islam (majoritasnya, iaitu ahlus-sunnah) secara jelas mengambil
femahaman agama daripada para ulama' sebelum mereka dan bersambung sanad
keilmuan dan femahaman mereka kepada Rasulullah s.a.w. dan para sahabat r.a..
Jadi, hanya orang2 awam dan jahil saja tidak melihat kedudukan yang sebenarnya
dari institusi ulama' dalam menjelaskan femahaman agama kepada orang2
awam.
Pertama
sekali, secara ilmu dan hujah, saya berani menyatakan bahwa kebanyakan yang
mengaku "Salafi" sebenarnya jauh daripada manhaj para ulama' Salaf
itu sendiri apakah dari sudut fiqh maupun aqidah. Jadi, kebanyakan pengaku
"Salafi" ini mempunyai masalah tersendiri dalam memahami manhaj Salaf
secara tepat dan sahih.
Kedua:
Sebelum kemunculan golongan pengaku Salafi ini, apakah sebelum munculnya
Muhammad Abdul Wahab, atau sebelum munculnya Ibn Taimiyyah sebelum itu, para
ulama' ahlus-sunnah versi majoritas ulama' sudah sekian lama giat dalam dakwah
kepada non-muslim. Sehingga, Islam datang ke Nusantara pun bukan hasil dakwah
"pengaku Salafi". Bahkan, ilmu Islam dikembangkan di indo pun hasil
usaha para ulama' Nusantara (kaum tua).
Bahkan,
hingga hari ini, banyak para ulama' ahlus-sunnah sebenarnya mengembangkan
dakwah Islam . Adapun sebagian golongan pengaku Salafi masih terus sibuk
membid'ahkan masalah khilafiyyah. Buat apa mengajak orang untuk masuk Islam
dalam waktu yang sama menghukumi orang Islam yang mengamalkan amalan2
khilafiyyah sebagai orang sesat dan masuk neraka (bid'ah dholalah). Ini adalah
suatu perkara yang tak bersendikan femahaman Islam yang sebenarnya. Dakwah
bagusl, tapi menuduh sesat atau bid'ah dholalah bagi amalan2 yang para ulama'
berselisih pendapat mengenainya, mau buat apa mereka itu?
Di
Eropah sendiri, sebagian golongan "ini" sibuk merampas masjid2 yang
mana jemaahnya adalah dari kalangan Sufi yang dakwahnya berkembang pesat, hanya
karena "menuduh" amalan2 mereka sebagai bid'ah dholalah.
Bayangkanlah, umat Islam (golongan Sufi atau Asya'irah) di Barat khususnya
sedang giat berdakwah dan mengumpulkan duit untuk membangun masjid2 utk jemaah2
Islam yang baru memeluk Islam, tetapi sebagian golongan sibuk menyusun agenda
"merampas" masjid2 dari golongan yang mereka tuduh sebagai
"sesat" dari kalangan golongan sufi atau Asya'irah.
Jadi,
nilailah secara adil. Kita boleh lihat dari setiap sudut. Apa yang baik, bab
dakwah, kita stuju dan dukong. Tapi kalau kerjanya membid'ahkan amalan2
khilafiyyah, menuduh sesat sesama muslim, kritik insititusi ulama' as-sawad
al-a'zhom dan sebagainya, itu penyakit besar dalam masyarakat Islam.
Silalah
dakwah kepada non-muslim. Kami pun insya Allah laksanakan dakwah yang sama
kepada femahaman Islam yang lebih jelas dan tepat. Adapun sikap menghukum
bid'ah dalam masalah2 khilafiyyah, maka itulah yang membawa kepada perpecahan
ummah. Semoga Allah s.w.t. mengampuni mereka dan seluruh umat Islam. Amiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar