Hadis Fitnah Timur : Najd
حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا وكيع عن عكرمة بن عمار عن
سالم عن ابن عمر قال خرج رسول الله صلى الله عليه و سلم من بيت عائشة فقال رأس
الكفر من ههنا من حيث يطلع قرن الشيطان يعني المشرق
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Najd,_Saudi_Arabia_locator_map.png |
Telah
menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah yang berkata telah
menceritakan kepada kami Waki’ dari Ikrimah bin ‘Ammar dari Salim dari Ibnu
Umar yang berkata “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari pintu
rumah Aisyah dan berkata “sumber kekafiran datang dari sini dari arah munculnya
tanduk setan yaitu timur [Shahih
Muslim 4/2228 no 2905]
وحدثني حرملة بن يحيى أخبرنا ابن وهب أخبرني يونس عن ابن شهاب
عن سالم بن عبدالله عن أبيه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال وهو مستقبل المشرق ها إن الفتنة ههنا ها إن الفتنة ههنا ها إن
الفتنة ههنا من حيث يطلع قرن الشيطان
Telah
menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya yang berkata telah mengabarkan kepada
kami Ibnu Wahb yang berkata telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab
dari Salim bin ‘Abdullah dari ayahnya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam berkata dan Beliau menghadap kearah timur
“fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini,
dari arah munculnya tanduk setan” [Shahih Muslim 4/2228 no 2905]
Kedua
hadis di atas dengan jelas menyebutkan tentang masyriq [timur] sebagai arah
tempat datangnya fitnah atau arah munculnya tanduk setan. Pertanyaannya adalah
timur yang dimana?. Salafy mengatakan bahwa di masa arab dahulu istilah
timur barat sama halnya dengan istilah kanan kiri. Artinya di sebelah
kanan adalah timur dan disebelah kiri adalah barat. Salafy menginginkan dengan
pengertian tersebut maka arah timur yang dimaksud tidak mesti tepat di timur
arah mata angin sekarang. Syubhat salafy ini terbantahkan dengan adanya
berbagai hadis shahih yang menunjukkan kalau arah timur yang dimaksud adalah
arah matahari terbit. Yaitu hadis berikut
حدثنا عبد الله ثنا أبي ثنا أبو سعيد مولى بنى هاشم ثنا عقبة
بن أبي الصهباء ثنا سالم عن عبد الله بن عمر قال صلى رسول الله صلى الله عليه و
سلم الفجر ثم سلم فاستقبل مطلع الشمس فقال ألا ان
الفتنة ههنا ألا ان الفتنة ههنا حيث يطلع قرن الشيطان
Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang menceritakan kepada kami ayahku yang
berkata telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id mawla bani hasyim yang berkata
telah menceritakan kepada kami Uqbah bin Abi Shahba’ yang berkata telah
menceritakan kepada kami Salim dari ‘Abdullah bin Umar yang berkata Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat fajar kemudian mengucapkan salam
dan menghadap kearah matahari terbit seraya
bersabda “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini dari arah munculnya
tanduk setan” [Musnad Ahmad 2/72 no 5410 dengan sanad shahih]
حدثنا موسى بن هارون ثنا عبد الله بن محمد بوران نا الأسود بن
عامر نا حماد بن سلمة عن يحيى بن سعيد عن سالم عن بن عمر أن النبي صلى الله عليه و
سلم استقبل مطلع الشمس فقال من ها هنا يطلع قرن
الشيطان وها هنا الفتن والزلازل والفدادون وغلظ القلوب
Telah
menceritakan kepada kami Musa bin Harun yang berkata telah menceritakan kepada
kami Abdullah bin Muhammad Fuuraan yang berkata telah menceritakan kepada kami
Aswad bin ‘Aamir yang berkata telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah
dari Yahya bin Sa’id dari Salim dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam menghadap kearah matahari terbit
seraya berkata “dari sini muncul tanduk setan, dari sini muncul fitnah dan
kegoncangan dan orang-orang yang bersuara keras dan berhati kasar [Mu’jam Al
Awsath Thabrani 8/74 no 8003 dengan sanad shahih]
Tidak
hanya soal arah yang dimaksud timur matahari terbit.
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] juga menyebutkan nama tempat yang
dimaksud yang sesuai dengan arah timur matahari terbit dari Madinah. Tempat
tersebut adalah Najd
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ
بْنُ الْحَسَنِ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا
وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي
يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ
قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah
menceritakan kepada kami Husain bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada
kami Ibnu ‘Aun dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata [Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam] bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam kami dan
pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd
kami?”. Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan
disanalah muncul tanduk setan” [Shahih Bukhari 2/33 no 1037]
Najd
disini bukanlah Iraq karena antara Najd dan Iraq hanya Najd yang merupakan
tempat dengan arah timur matahari terbit dari Madinah. Salafy bisa saja
berdalih kalau Iraq juga terletak di timur madinah dengan alasan kanan Madinah
adalah timur dan kiri Madinah adalah barat tetapi dalih tersebut tertolak
dengan penjelasan arah yang dimaksud adalah timur matahari terbit. Irak
tidak terletak pada arah timur matahari terbit. Siapapun yang berada di Madinah
dan menyaksikan arah terbitnya matahari kemudian ia menelusuri jalan dengan
arah tersebut maka ia akan sampai di Najd bukan di Iraq.
Selain
menunjukkan nama tempat tersebut, Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]
juga menyebutkan ciri-ciri orang atau penduduk di tempat tersebut. Diantaranya
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] menyebutkan kalau orang-orang disana
[tempat munculnya fitnah] adalah orang yang berhati sombong dan angkuh termasuk
pengembala unta atau dikenal dengan sebutan Ahlul wabar.
حدثنا يحيى بن يحيى قال قرأت على مالك عن أبي الزناد عن الأعرج
عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال رأس
الكفر نحو الشرق والفخر والخيلاء في أهل الخيل والإبل الفدادين أهل الوبر
والسكينة في أهل الغنم
Telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya yang berkata qara’tu ala [aku
membacakan kepada] Malik dari Abi Zanad dari Al A’raj dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “sumber
kekafiran datang dari timur, kesombongan dan keangkuhan adalah milik
orang-orang pengembala kuda dan unta Al Faddaadin Ahlul Wabar [arab badui] dan
kelembutan ada pada pengembala kambing [Shahih Muslim 1/71 no 52]
حدثنا عبدالله بن عبدالرحمن أخبرنا أبو اليمان عن شعيب عن
الزهري حدثني سعيد بن المسيب أن أبا هريرة قال سمعت النبي صلى الله عليه و سلم
يقول جاء أهل اليمن هم أرق أفئدة وأضعف قلوبا الإيمان يمان والحكمة يمانية السكينة
في أهل الغنم والفخر والخيلاء في الفدادين أهل الوبر قبل
مطلع الشمس
Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman yang berkata telah
mengabarkan kepada kami Abul Yaman dari Syu’aib dari Az Zuhri yang berkata
telah mengabarkan kepadaku Sa’id bin Al Musayyab bahwa Abu Hurairah berkata aku
mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Penduduk Yaman datang,
mereka bertingkah laku halus dan berhati lembut iman di Yaman, hikmah di Yaman,
kelembutan ada pada penggembala kambing sedangkan kesombongan dan keangkuhan
ada pada orang-orang Faddadin Ahlul Wabar [arab badui] di
arah terbitnya matahari [Shahih Muslim 1/71 no 52]
Kedua
hadis di atas menyebutkan tempat munculnya fitnah adalah tempat pada arah timur
matahari terbit dimana orang-orang disana dikenal sebagai pengembala unta,
orang yang berhati kasar sombong dan angkuh yang merupakan tabiat kebanyakan dari
ahlul wabar atau arab badui. Ahlul wabar bisa diartikan sebagai orang arab
badui karena tempat tinggal mereka terbuat dari al wabr atau bulu. Di masa Nabi
[shallallahu 'alaihi wasallam] Ahlul wabar tinggal di Najd.
.
.
Rabi’ah dan Mudhar Ahlul Masyriq
Selain
menyebutkan ciri-ciri mereka, Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] juga
menyebutkan kabilah mereka yang dikenal sebagai Rabiah dan Mudhar. Rabi’ah dan
Mudhar dikenal sebagai Ahlul Masyriq [penduduk timur] di masa Nabi [shallallahu
‘alaihi wasallam]
حدثنا مسدد حدثنا يحيى عن إسماعيل قال حدثني قيس عن عقبة بن
عمرو أبي مسعود قال أشار رسول الله صلى الله عليه وسلم بيده نحو اليمن، فقال
الإيمان يمان هنا هنا، ألا إن القسوة وغلظ القلوب في الفدادين، عند أصول أذناب
الإبل، حيث يطلع قرنا الشيطان، في ربيعة ومضر
Telah
menceritakan kepada kami Musaddad yang berkata telah menceritakan kepada kami
Yahya dari Isma’il yang berkata telah menceritakan kepadaku Qais bin Uqbah bin
Amru Abi Mas’ud yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
mengisyaratkan tangannya kearah Yaman dan berkata “Iman di Yaman disini dan
kekerasan hati adalah milik orang-orang Faddadin [arab badui atau pedalaman]
yang sibuk dengan unta-unta mereka dari arah munculnya tanduk setan [dari] Rabi’ah dan Mudhar [Shahih Bukhari no 3126]
Dalil-dalil
di atas hanya pengulangan dari tulisan kami sebelumnya tetapi disini akan kami
tambahkan sedikit dalil shahih kalau Rabiah dan Mudhar adalah penduduk Masyriq
[timur] di masa Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Berikut hadis yang memuat
keterangan tentang Rabi’ah dan Mudhar
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ
قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ قَالَ كُنْتُ أُتَرْجِمُ بَيْنَ
ابْنِ عَبَّاسٍ وَبَيْنَ النَّاسِ فَقَالَ إِنَّ وَفْدَ عَبْدِ الْقَيْسِ أَتَوْا
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَنْ الْوَفْدُ أَوْ مَنْ
الْقَوْمُ قَالُوا رَبِيعَةُ فَقَالَ مَرْحَبًا بِالْقَوْمِ أَوْ بِالْوَفْدِ
غَيْرَ خَزَايَا وَلَا نَدَامَى قَالُوا إِنَّا نَأْتِيكَ مِنْ شُقَّةٍ بَعِيدَةٍ
وَبَيْنَنَا وَبَيْنَكَ هَذَا الْحَيُّ مِنْ كُفَّارِ مُضَرَ وَلَا نَسْتَطِيعُ
أَنْ نَأْتِيَكَ إِلَّا فِي شَهْرٍ حَرَامٍ فَمُرْنَا بِأَمْرٍ نُخْبِرُ بِهِ مَنْ
وَرَاءَنَا نَدْخُلُ بِهِ الْجَنَّةَ فَأَمَرَهُمْ بِأَرْبَعٍ وَنَهَاهُمْ عَنْ
أَرْبَعٍ أَمَرَهُمْ بِالْإِيمَانِ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَحْدَهُ قَالَ هَلْ
تَدْرُونَ مَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ وَحْدَهُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ
أَعْلَمُ قَالَ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامُ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ
وَتُعْطُوا الْخُمُسَ مِنْ الْمَغْنَمِ وَنَهَاهُمْ عَنْ الدُّبَّاءِ
وَالْحَنْتَمِ وَالْمُزَفَّتِ قَالَ شُعْبَةُ رُبَّمَا قَالَ النَّقِيرِ
وَرُبَّمَا قَالَ الْمُقَيَّرِ قَالَ احْفَظُوهُ وَأَخْبِرُوهُ مَنْ وَرَاءَكُمْ
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyaar yang berkata telah menceritakan
kepada kami Ghundar yang berkata telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari
Abi Jamrah yang berkata saya pernah menjadi penterjemah antara Ibnu Abbas dan
orang-orang. [Ibnu Abbas] berkata “sesungguhnya delegasi
[utusan] Abdul Qais pernah mendatangi Nabi [shallallahu ‘alaihi
wasallam]. Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “siapakah utusan itu
atau kaum itu?”. [para sahabat] berkata “Rabi’ah”.
Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “selamat datang kaum atau utusan
semoga tidak ada kesedihan dan penyesalan. Mereka berkata “kami datang dari
perjalanan jauh dan diantara tempat tinggal kami
dan tempat tinggal-Mu terdapat perkampungan kaum kafir Mudhar sehingga
kami tidak bisa datang kepadaMu kecuali pada bulan haram maka perintahkanlah
kepada kami perintah yang dapat kami ajarkan kepada orang-orang di tempat kami
dan karenanya kami dapat masuk surga. Maka Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]
memerintahkan kepada mereka empat hal dan melarang mereka empat hal, memerintahkan
mereka untuk beriman kepada Allah ‘azza wajalla satu-satunya. Beliau
[shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “tahukah kalian arti beriman kepada
Allah satu-satunya?”. Mereka berkata “Allah dan Rasul-Nya yang lebih
mengetahui”. Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah dan mendirikan
Shalat dan menunaikan zakat dan berpuasa di bulan ramadhan dan memberikan
seperlima [khumus] dari harta rampasan perang [ghanimah] . Dan Nabi [shallallahu
‘alaihi wasallam] melarang mereka dari meminum Ad Dubaa’ Al Hantam dan Al
Muzaffat. Syu’bah berkata “terkadang Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam]
menyebutkan An Naqiir dan terkadang berkata Muqayyir. Rasulullah [shallallahu
‘alaihi wasallam] berkata “hafalkanlah itu dan kabarkanlah kepada orang-orang
di tempat kalian” [Shahih Bukhari 1/29 no 87]
Hadis
di atas menjelaskan bahwa kabilah Abdul Qais adalah salah satu dari Kabilah
Rabi’ah dan diantara tempat tinggal mereka dan tempat tinggal Nabi [shallallahu
‘alaihi wasallam] di madinah terdapat tempat tinggal kabilah Mudhar [yang masih
kafir]. Pertanyaannya siapakah kabilah Abdul Qais ini dan dimana mereka
tinggal. Terdapat dalil shahih yang menyebutkan kalau Abdul Qais termasuk
penduduk Masyriq [timur]
حدثنا أحمد قال حدثنا شباب قال حدثنا عون بن كهمس قال حدثنا
هشام بن حسان عن محمد بن سيرين عن أبي هريرة عن النبي قال خير أهل المشرق عبد
القيس
Telah
menceritakan kepada kami Ahmad yang berkata telah menceritakan kepada kami
Syabaab yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Aun bin Kahmas yang
berkata telah menceritakan kepada kami Hisyaam bin Hassaan dari Muhammad bin
Sirin dari Abu Hurairah dari Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] yang bersabda
“penduduk Masyriq [timur] yang paling baik adalah
Abdul Qais” [Mu’jam Al Awsath Thabrani 2/171 no 1615]
Hadis
ini sanadnya shahih diriwayatkan oleh para
perawi yang terpercaya. Berikut adalah keterangan mengenai para perawinya
- Ahmad syaikh [guru] Thabrani dalam sanad di atas adalah Ahmad bin Husein bin Nashr Abu Ja’far Al ‘Askariy . Daruquthni menyatakan kalau ia seorang yang tsiqat [Su’alat Hamzah 1/146 no 144]
- Syabab adalah Khalifah bin Khayaath termasuk salah satu syaikh [guru] Bukhari. Ibnu Adiy menyatakan ia hadisnya lurus shaduq. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat dan menyatakan ia mutqin. Maslamah berkata “tidak ada masalah padanya” [At Tahdzib juz 3 no 304]. Adz Dzahabi menyatakan ia shaduq [Al Kasyf no 1409]
- ‘Aun bin Kahmas adalah salah satu perawi Abu Dawud. Telah meriwayatkan darinya jamaah tsiqat. Ahmad bin Hanbal berkata “tidak dikenal”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Abu Dawud berkata “tidak disampaikan kepadaku kecuali yang baik” [At Tahdzib juz 8 no 313]. Ibnu Hajar menyatakan ia maqbul tetapi dikoreksi dalam Tahrir At Taqrib kalau ia seorang yang shaduq hasanul hadis [Tahrir Taqrib At Thadzib no 5225]. Adz Dzahabi menyatakan “tsiqat” [Al Kasyf no 4319]
- Hisyam bin Hassaan adalah perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat. Ibnu Ma’in, Al Ijli, Ibnu Saad Ibnu Syahin, Utsman bin Abi Syaibah dan Ibnu Hibban menyatakan tsiqat. Abu Hatim dan Ibnu Adiy berkata “shaduq”. [At Tahdzib juz 11 no 75]. Ibnu Hajar menyatakan tsiqat dan termasuk orang yang tsabit riwayatnya dari Ibnu Sirin [At Taqrib 2/266]
- Muhammad bin Sirin adalah perawi kutubus sittah tabiin yang dikenal tsiqat. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat tsabit dan ahli ibadah [At Taqrib 2/85]. Adz Dzahabi menyatakan ia tsiqat hujjah [Al Kasyf no 4898]
Hadis
di atas menyebutkan kalau Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] menyebut
Abdul Qais sebagai ahlul masyriq [penduduk timur] yang paling baik. Apakah
masyriq [timur] yang dimaksud?. Arah timur manakah yang dimaksud?. Dimana
sebenarnya tempat tinggal kabilah Abdul Qais?. Perhatikan hadis berikut
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو
عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ طَهْمَانَ عَنْ أَبِي
جَمْرَةَ الضُّبَعِيِّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ أَوَّلَ جُمُعَةٍ
جُمِّعَتْ بَعْدَ جُمُعَةٍ فِي مَسْجِدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي مَسْجِدِ عَبْدِ الْقَيْسِ بِجُوَاثَى
مِنْ الْبَحْرَيْنِ
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Mutsanna yang berkata telah menceritakan
kepada kami Abu ‘Aamir Al ‘Aqdiy yang berkata telah menceritakan kepada kami
Ibrahim bin Thahman dari Abi Jamrah Adh Dhuba’iy dari Ibnu Abbas yang berkata
“sesungguhnya shalat jum’at yang pertama dilakukan setelah shalat jum’at di
masjid Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] adalah di masjid kabilah Abdul Qais di Juwatsa daerah Bahrain [Shahih
Bukhari 2/5 no 892]
Jadi
kabilah Abdul Qais yang termasuk salah satu kabilah Rabi’ah tinggal di Bahrain.
Dimanakah Bahrain?. Bahrain adalah kawasan yang terletak di sebelah timur arah
matahari terbit dari madinah. Kalau Bahrain adalah tempat tinggal kabilah Abdul
Qais maka dimanakah tempat tinggal kafir Mudhar yang disebutkan dalam
hadis Bukhari sebelumnya terletak di antara madinah [tempat tinggal Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam] dan Bahrain [tempat tinggal Abdul Qais].
Jawabannya gampang, ambil peta dan lihat tempat itu adalah Najd.
أخبرنا عمر بن سعيد بن سنان قال أخبرنا أحمد بن أبي بكر عن
مالك عن عبد الله بن دينار عن ابن عمر أنه قال رأيت رسول الله صلى الله عليه و سلم
يشير نحو المشرق ويقول ( ها إن الفتنة ها هنا إن الفتنة ها هنا من حيث يطلع قرن
الشيطان ) قال أبو حاتم رضي الله عنه مشرق المدينة هو البحرين و مسيلمة منها
وخروجه كان أول حادث حدث في الإسلام
Telah
mengabarkan kepada kami Umar bin Sa’id bin Sinaan yang berkata telah
mengabarkan kepada kami Ahmad bin Abu Bakar dari Malik dari Abdullah bin Dinar
dari Ibnu Umar yang berkata sesungguhnya aku melihat Rasulullah [shallallahu
‘alaihi wasallam] mengarahkan tangannya kea rah timur dan berkata “dari sini
fitnah dari sini fitnah dari sini dari arah munculnya tanduk setan”. Abu Hatim
berkata “timur madinah adalah Bahrain, Musailamah
berasal darinya dan keluar darinya dialah yang pertama membuat bid’ah dalam
islam” [Shahih Ibnu Hibban 15/24 no 6648 Syaikh Al Arnauth
berkata “shahih dengan syarat Bukhari Muslim]
Kawasan
Bahrain dan sekitarnya termasuk Najd adalah kawasan yang di masa Nabi
[shallallahu ‘alaihi wasallam] dikenal sebagai masyriq [timur] sehingga
penduduknya Rabi’ah dan Mudhar disebut sebagai ahlul masyriq.
Di manakah najd itu?
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال : أمر رسو ل الله صلى الله عليه وسلم أهل المدينة أن يهلوا من ذي الحليفة، وأهل الشام من الجحفة وأهل النجد من قرن المنازل .رواه مالك ، كتاب الحج باب مواقت الإهلال
Dari Abdullah bin Umar r.a. beliau berkata : Rasulullah s.a.w. menyuruh penduduk Madinah berniat ihram dari Dzul- Hulaifah, penduduk Syam dari Juhfah, dan penduduk Nejd dari Qarn, Manazil. ( H.R. Malik , Kitab Hajj, bab Mawaqitu al-Ihlal no : 732 ).
Sementara lafaz didalam Sohih Bukhari ialah :
عن ابن عمر : وقّت رسول الله صلى الله عليه وسلم قرنا لأهل نجد ، والجحفة لأهل الشام وذا الحليفة لأهل المدينة، قال : سمعت هذا من النبي صلى الله عليه وسلم ، وبلغني أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : : و لأهل اليمن يلملم ” وذكر العراق فقال : لم يكن عراق يومئذ ( رواه البخاري . رقم : 7344
Artinya :Dari Ibnu Umar beliau berkata : Rasulullah telah menentukan miqat bagi ahli Najd di Qaran, Juhfah untuk penduduk Syam, Dzul Hulaifah untuk penduduk Madinah, , berkata Ibnu Umar : telah sampai kepadaku bahwa Nabi s.a.w. berkata : ” Bagi penduduk Yaman dari Yalamlam”. kemudian disebutkan Iraq, berkata beliau : Ketika itu belum ada Iraq. ( H.R. Bukhari, no 7344 ).
Dari kedua hadis diatas jelaslah bahwa yang di maksud Najd adalah daerah dataran tinggi yang terdiri dari Yamamah ( Riyadh sekarang ), Dir`ah dan lain-lainnya. Bukan Iraq, karena ketika itu orang Iraq belum memeluk islam, sementara Qarnu Manazil berhampiran dengan Yamamah (Riyadh sekarang ).
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال : أمر رسو ل الله صلى الله عليه وسلم أهل المدينة أن يهلوا من ذي الحليفة، وأهل الشام من الجحفة وأهل النجد من قرن المنازل .رواه مالك ، كتاب الحج باب مواقت الإهلال
Dari Abdullah bin Umar r.a. beliau berkata : Rasulullah s.a.w. menyuruh penduduk Madinah berniat ihram dari Dzul- Hulaifah, penduduk Syam dari Juhfah, dan penduduk Nejd dari Qarn, Manazil. ( H.R. Malik , Kitab Hajj, bab Mawaqitu al-Ihlal no : 732 ).
Sementara lafaz didalam Sohih Bukhari ialah :
عن ابن عمر : وقّت رسول الله صلى الله عليه وسلم قرنا لأهل نجد ، والجحفة لأهل الشام وذا الحليفة لأهل المدينة، قال : سمعت هذا من النبي صلى الله عليه وسلم ، وبلغني أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : : و لأهل اليمن يلملم ” وذكر العراق فقال : لم يكن عراق يومئذ ( رواه البخاري . رقم : 7344
Artinya :Dari Ibnu Umar beliau berkata : Rasulullah telah menentukan miqat bagi ahli Najd di Qaran, Juhfah untuk penduduk Syam, Dzul Hulaifah untuk penduduk Madinah, , berkata Ibnu Umar : telah sampai kepadaku bahwa Nabi s.a.w. berkata : ” Bagi penduduk Yaman dari Yalamlam”. kemudian disebutkan Iraq, berkata beliau : Ketika itu belum ada Iraq. ( H.R. Bukhari, no 7344 ).
Dari kedua hadis diatas jelaslah bahwa yang di maksud Najd adalah daerah dataran tinggi yang terdiri dari Yamamah ( Riyadh sekarang ), Dir`ah dan lain-lainnya. Bukan Iraq, karena ketika itu orang Iraq belum memeluk islam, sementara Qarnu Manazil berhampiran dengan Yamamah (Riyadh sekarang ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar