Sabtu, 10 Agustus 2013

ALIRAN-ALIRAN PEMBAWA BID’AH DALAM PANDANGAN K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI


Para pelaku bid’ah (al Mubtadi’un), menurut beliau, muncul di Indonesia pada sekitar tahun 1330 H. Ahli bid’ah tersebut menurut K.H. Hasyim Asy’ari terbagi ke beberapa kelompok sebagai berikut:

1. Para pengikut Muhammad Abduh, Rasyid Ridla, Muhammad bin Abdul Wahhab an-Najdi, Ahmad ibn Taimiyah dan kedua muridnya Ibnu al Qayyim dan Ibnu Abd al Hadi

2. Kelompok Rafidlah

3. Kelompok Ibahiyyun

4. Para Penganut Paham Reinkarnasi

5. Para Penganut Paham Hulul dan Ittihad

Pokok-pokok Ajaran Golongan Yang Dikategorikan Pembawa Bid’ah

A. Pengikut Muhammad Abduh, Rasyid Ridla, Muhammad bin Abdul Wahhab an-Najdi, Ahmad ibn Taimiyah dan kedua muridnya Ibnu al Qayyim dan Ibnu Abd al Hadi Rasyid Ridla dan gurunya, Muhammad Abduh mempunyai beberapa pemikiran sebagai berikut:
a. Mencela para ulama dan menyatakan tidak boleh taqlid kepada mereka.
b. Dianjurkan kepada siapa saja untuk melakukan ijtihad tanpa ada kriteria-kriteria tertentu.
c. Daging babi boleh dimakan jika direbus dalam air yang sangat mendidih sehingga kuman dan bakteri yang ada di dalamnya mati.
e. Menafsirkan malaikat dengan makna “kekuatan alam” (al-Quwaa ath-Thabii’iyyah).
f. Menafsirkan jin dengan makna “bakteri dan kuman” (al-Mikruubaat).
g. Mendukung teori Darwin yang menyatakan bahwa asal manusia dari kera.

Oleh karena pemikiran-pemikirannya yang menyimpang, Rasyid Ridla dicela dan dibantah oleh banyak ulama, di antaranya syekh Yusuf an-Nabhani, syekh Yusuf ad-Dajawi, al-Muhaddits syekh ‘Abdullah al-Ghumari dan lain-lain. Bahkan syekh Yusuf an-Nabhani pernah menulis tentang Rasyid Ridla sebagai berikut:
وأما رشيد ذو المنار فإنه أقلهم عقلا وأكثرهم شرا
“Adapun Rasyid Ridla, penulis al-Manar sesungguhnya ia Orang yang paling picik pikirannya dan paling banyak kesesatannya”
Sedangkan golongan Wahhabi adalah pengikut Muhammad ibn Abdul Wahhab an-Najdi (W. 1206 H). Muhammad ibn Abdul Wahhab dan para pengikutnya yang mengkafirkan penduduk Mesir, Irak dan sekitarnya, Syam, Hijaz dan Yaman memiliki ajaran-ajaran sebagai berikut:
1. Menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya dan meyakini bahwa Allah duduk atau bersemayam di atas Arsy.
2. Mengkafirkan dan memusyrikkan orang yang bertawassul dengan nabi atau wali yang sudah meninggal atau tidak hadir di hadapan orang yang bertawassul.
3. Memusyrikkan orang yang mengalungkan Hiriz.
4. Memusyrikkan para pengikut madzhab empat.
5. Menyesatkan Tasawwuf dan Tarekat Oleh karenanya ketika golongan Wahhabi menyerbu kota Tha-if, mereka membunuh semua orang tua dan muda, besar dan kecil, rakyat dan para pejabat, mereka menyembelih anak yang sedang menyusu ibunya, mereka merampas harta dan menawan para wanita, karena mereka menganggap penduduk Hijaz kafir musyrik.
Para ahli fiqh, hadits, tafsir serta para sufi di segenap penjuru dunia Islam telah menulis banyak sekali (lebih dari seratus) risalah-risalah kecil atau buku-buku khusus untuk membantah Muhammad ibn Abdul Wahhab dan para pengikutnya. Di antaranya adalah Syekh Ahmad ash-Shawi al Maliki (W. 1241 H), Syekh Ibnu ‘Abidin al Hanafi (W. 1252 H), Syekh Muhammad ibn Humaid (W. 1295 H) mufti Madzhab Hanbali di Makkah al Mukarramah, Syekh Ahmad Zaini Dahlan (W. 1304 H) mufti madzhab Syafi’i di Makkah al Mukarramah dan ulama lainnya.

B. Kelompok Rafidlah Mereka adalah golongan yang mencela sayyidina Abu Bakr dan Umar serta membenci seluruh sahabat Nabi kecuali sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib. Mereka melampaui batas dalam mencintai sayyidina ‘Ali dan ahlul bait. Sebagian dari mereka bahkan masuk kategori kafir dan zindiq.

C. Kelompok Ibahiyyun Mereka adalah golongan yang menyatakan bahwa seorang hamba yang sudah sampai derajat tertinggi dalam kecintaan kepada Allah, telah suci dan jernih hatinya serta telah tertanam kuat keimanan dalam kalbunya, maka gugur (tidak berlaku) baginya perintah dan larangan Allah. Dan Allah tidak akan memasukkannya ke dalam neraka dengan sebab perbuatan dosa besar yang ia lakukan. Sebagian dari mereka menyatakan bahwa hamba tersebut gugur baginya ibadah-ibadah yang zhahir, dan ibadahnya hanya berupa merenung dan memperbaiki perilaku yang bathin. Paham seperti ini, menurut Sayyid Muhammad Murtdla az-Zabidi dalam Syarh Ihyaa’ Uluumiddiin sebagaimana dikutip mbah Hasyim dalam Risaalah Ahlissunnah wal Jamaa’ah, hlm. 11, adalah kekufuran, kezindikan dan kesesatan.

D. Para Penganut Paham Reinkarnasi Mereka adalah golongan yang meyakini reinkarnasi roh dan berpindahnya roh selamanya dari satu badan ke badan yang lain; disiksa atau memperoleh kenikmatan sesuai dengan suci atau kejinya roh tersebut. Paham seperti ini jelas adalah kekufuran.

E. Para Penganut Paham Hulul dan Ittihad Mereka adalah kaum shufi gadungan (Jahalah al-Mutashawwifah). Mereka berkeyakinan bahwa tiada yang ada kecuali Allah; Allah adalah keberadaan mutlak dan segala sesuatu selain-Nya tidak disifati dengan keberadaan sama sekali. Paham ini, menurut al-‘Allamah al-Amir dalam Hasyiyah ‘Abdissalam sebagaimana dikutip mbah Hasyim, adalah kekufuran yang nyata. K.H. Hasyim Asy’ari juga menegaskan bahwa madzhab Imamiyyah dan Zaidiyyah adalah madzhab para ahli bid’ah dan tidak boleh berpegang dengan pendapat-pendapat mereka.

Wollohu 'Alam.

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum....
    Artikel di atas sangat menarik sekali. Referensinya diambil dari satu buka karya beliau atau juga dari buku-buku lain? Terima kasih. Wassalam.

    BalasHapus