Selasa, 03 September 2013

‘UJUB, GHURUR DAN TAKABBUR

Berbahagialah Orang2 yg mempunyai sifat Tawadhu’, karena dg sifat itu berarti telah memilki satu bekal utama untuk menjadi hamba Allah yg sesungguhnya, sebab Allah berfirmandalam Al Quran Surah Al Furqon ayat 63:

وعباد الرحمن الذين يمشون على الأرض هونا وإذا خاطبهم الجاهلون قالوا سلاما

“Dan Hamba2 Al Rahman itu ialah orang2 yg berjalan di atas Bumi dg Haun (Kerendahan hati dan apa bila orang jahil mengata2i mereka, mereka mengucapkan kata2 yg mengandung keselamatan (Salam)”
Dalam Tafsir Al Thobari di jelaskan Haun yg dimaksud antara lain adalah :
 بالحلم والسكينة والوقار غير مستكبرين، ولا متجبرين، ولا ساعين فيها بالفساد ومعاصي الله
Dg Toleransi dan kesabaran hati, dan ketenangan, dan wibawa tanpa ada kesombongan, dan tanpa ada kepongahan, dan tidak berjalan dalam rangka membuat kerusakan dan Ma’shiyyat kepada Allah.
Jika Shifat “Haun” ini belum melekat dan meresap dalam jiwa raga seseorang, maka dapat di pastikan bahwa terdapat 3 penyakit jiwa yg menjadi kebalikan dari sifat Tawadzu’ tadi, yaitu :
1. ‘Ujub:
Ialah merasa lebih baik  dan lebih unggul dari orang lain, membanggakan kebaikan2 yg dia lakukan, melihat dirinya telah aman dalam kesalihan pribadi dan sosial, Allah memberi peringatan kepada orang2 yg memiliki shifat seperti ini dg FirmanNya dalm Al Quran Surah Al Najm ayat 53:
الذين يجتنبون كبائر الإثم والفواحش إلا اللمم إن ربك واسع المغفرة هو أعلم بكم إذ أنشأكم من الأرض وإذ أنتم أجنة في بطون أمهاتكم فلا تزكوا أنفسكم هو أعلم بمن اتقى
(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunanNya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.
Orang yg mencukupkan dirinya hanya menjauhi Dosa2 besar, dan menyepelekan dosa2 kecil karena mengira dirinya telah aman dg keta’atan yg dia lakukan, sehingga dg tanpa terasa sama saja dia melakukan dosa2 besar, karena dosa2 kecil yg di ulang2 itu sama saja dg melakukan dosa besar.
Al Lamam seperti yg terdapat dala Tafsir Al Samarqondi yg menuqil dari Imam Hasan sebagai berikut:
وروي عن الحسن أنه قال : { اللمم } هو أن يصيب النظرة من المرأة ، والشربة من الخمر . ثم ينزع عنه
Al Lamam adalah membiasakan memandang Wanita (Bukan Muhrim), meminum Khomar, kemudian seketika menghindari.
Kemudian menurut Al Mujahid . وروي عن مجاهد أنه قال : الذي يلم بالذنب Al Lamam Adalah apa yg dapat menyakitkan sebab Dosa.
Kita tentu ingat dg Kisah ‘Ulam Bani Israel yg melakukan dosa kecil karena tipuan Iblis dg alasan agar Keta’atannya bertambah, karena dia merasa telah melakukan keta’atan yg luar biasa, sehingga dia meremehkan Dosa kecil unutk memancing Istighfar setelahnya. Dia telah mengira dirinya telah bersih dari dosa!!!
Ada dua factor yg menyebabkan timbulnya ‘Ujub pada diri seseorang, yaiy factor internal (dalam diri sendiri), hanya memperhatikan Nikmat tanpa mau memandang yg member Nikmat, wawasan yg sempit, dan lalai akan hakikat diri sendiri menimbulkan pujian untuk dirinya sendiri. Faktor eksternalnya adalah seperti penghormatan dan pujian yg di berikan Masyarakat secara berlebihan, serta Komunitas yg terbiasa dg sikap ‘Ujub.
Panggilan “Gus, Lora, Ning, Mbah, Pak Yai” yg berangkat dari Keluarga seorang Tokoh Masyarakat, tidak lagi memandang Sikap, ucap apalagi Karyanya, Namun ketika telah terbiasa dg panggilan2 tersebut, jika ada yg berani menegur kesalahannya, mengkritik atau menasihati, dia tidak dapat menerima, dia pikir apapun yg dia lakukan harus di pandang dari sudut “Gusnya, Ningnya, Loranya, Pak Yainya”. Anehnya lagi keluarga ikut mendukung, Masyarakat sekitar takut Kuwalat, Sodara2nya bangga punya saudara Jadzab katanya.
2. Ghurur:
Dari segi bahasa Ghurur berarti adalah Penipuan, sikap ini lahir dari ‘Ujub tadi yg memandang dirinya lebih dari Orang lain, sehingga tega menipu diri sendiri dg tidak menghiraukan pendapat Orang lain, Nasihatnya, tegurannya, kritiknya di pandang sebagai hal yg bodoh, walaupun sebenarnya hati kecilnya membenarkan. Sikapnya egois, tidak ada kebenaran kecuali keluar dari mulutnya sendiri, sayalah yg berhak menasihati,Orang terhormat seperti aku inilah yg harus di dengarkan pendapatnya, orang2 bodoh itu harus menurut dan meng iyakan apa kataku!!! Katanya. Semua itu di lakukan semata2 untuk mengejar kemulyaan Dunia saja, dan melupakan Akhirat.
Allah berfirman dalam Al Quran Surah Al Fathir ayat 5:
يا أيها الناس إن وعد الله حق فلا تغرنكم الحياة الدنيا ولا يغرنكم بالله الغرور
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.
Yg di maksud فلا تغرنكم الحياة الدنيا (Janganlah kehidupan Dunia memperdayakanmu) sebagaimana di jelaskan Imam Baidlowi dalam Tafsirnya adalah فيذهلكم التمتع بها عن طلب الآخرة
Melupkanmu memikirkan Akhirat karena mengejar kepuasan Dunia. Selanjutnya dalam menjelaskan  ولا يغرنكم بالله الغرور  (dan janganlah kalian menipu Allah dg tipuanmu) adalah sebagai berikut:
الشيطان بأن يمنيكم المغفرة مع الإِصرار على المعصية ، فإنها وإن أمكنت لكن الذنب بهذا التوقع كتناول السم اعتماداً على دفع الطبيعة
Iyalah bisikan Syaithon yg mengedepankan ampunan Allah ketika sesorang itu menjalankan Ma;shiyyat, walaupun besar kemungkinannya Allah mengamouni dosa2 ketika seseorang itu jatuh dalam kemaksiyatan. Seperti menyengajakan meminum racun untuk menghilangkan Penyakit.
3. Takabbur:
Congkak dan Sombong di sertai meremehkan Orang lain dalam menolak kebenaran. Faktor utama Takabbur itu adalah mersa telah lebih dahulu melaksanakan sebuah keutamaan, seperti pergi berjihad, lama berdakwah, bertahun2 menuntut Ilmu dll.
Di karenakan merasa lebih dahulu melakukan keutamaan2, dia akan mudah sekali memandang rendah Orang lain, merasa lebih memhami Agama, lebih melaksanakan Sunnah, dll.
Kiranya masalah Takabbur ini semua Orang tahu akibat buruknya, tak perlu berdalil dg hokum alam dan perabaan jiwa saja kita sudah sepakat bahwa betapa buruknya Takabbur itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar