Selasa, 03 September 2013

Tidak Untuk Di Obral

Pembahasan Shifat-shifat Khobariyah BUKAN untuk di Obral…!!

Sebenarnya sebelum artikel ini juga telah di bahas terkait dengan Peringatan Bagi Mereka Yang Hoby Membicarakan Ayat2 Mutasyabihat,
Namun ad baiknya tulisan Kang As’ad ini di baca sekali lagi, untuk menambah dan sekaligus memupuk kehati-hatian kita ntuk tidak menjawab Jika Anak Kita Bertanya Dimana Allah? ^_^ atau Orang Dewasa yang mempunyai pemikiran semisal. Sebab pada Zaman ini lagi marak-maraknya Orang yang Bergaya Ilmiyah Menfitnah Ilmuwan.
Hal-hal yang harus dilakukan oleh orang2 awam seperti kita berkaitan dengan peyikapan terhadap shifat2 khobariyah mutasyabihat baik dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah menurut al-Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab Iljam al-Awam ‘an Ilmil Kalam adalah sebagai berikut:
1.     At-Taqdis; yaitu mensucikan Allah dari hal2 yang berkaitan dengan penjisiman dan yang berkaitan dengannya, seperti: bertempat, berarah, terbatas, bergerak, diam, dll.
2.     At-Tashdiq; yaitu Mengimani apa adanya bahwasanya ayat2 trsbt adalah benar, yang menyampekan (Nabi) juga benar, dan meyakini makna ayat2 tsbt adalah benar yang sesuai dengan yg dikehendaki Allah Ta’ala.
3.     Al-I’tiraf bil Ajz; yaitu kita menyadari sepenuh hati akan keterbatasan diri kita bahwasanya untuk memahami ayat2 trsbt sesuai yg dikehendaki Allah adalah diluar kemampuan kita.
4.     As-Sukut; mendiamkan ayat2 trsbt apa adanya, tidak usah bertanya ttg maknanya, serta menyadari bahwasanya jika kita memaksakan diri untuk menggali maknanya (dengan bertanya misalnya) akan mengkhawatirkan keselamatan Iman kita.
5.     Al-Imsak; yaitu menahan diri untuk tidak merubah bentuk dari ayat2 tersebut, menambahinya, menguranginya, memisahkannya, mencampurkannya, mengganti sighot bahasanya, menfasirinya, juga MENTERJEMAHKANNYA kebahasa lain, dll.
6.     Al-Kaf; yaitu menjaga hati dan fikiran dari menghayalkan, membayangkan, menggambarkan, memikirkan semua yang tersebutkan dalam ayat-ayat dan hadits2 mutasyabihat.
7.     At-Taslim Li Ahlih; maksdnya adalah menyerahkan ttg pembahsan ayat2 tersebut kepada orang2 yg memang oleh Allah Ta’ala diberi karunia untuk itu (Ar-Rosikhun Fil ilm/Ulama).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar